Selasa, 26 Februari 2013

Sejarah Muhammadiyah


Muhammadiyah didirikan di Kampung Kauman Yogyakarta, pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H/18 Nopember 1912 oleh seorang yang bernama Muhammad Darwis, kemudian dikenal dengan KHA Dahlan .

Beliau adalah pegawai kesultanan Kraton Yogyakarta sebagai seorang Khatib dan sebagai pedagang. Melihat keadaan ummat Islam pada waktu itu dalam keadaan jumud, beku dan penuh dengan amalan-amalan yang bersifat mistik, beliau tergerak hatinya untuk mengajak mereka kembali kepada ajaran Islam yang sebenarnya berdasarkan Qur`an dan Hadist. Oleh karena itu beliau memberikan pengertian keagamaan dirumahnya ditengah kesibukannya sebagai Khatib dan para pedagang.

Mula-mula ajaran ini ditolak, namun berkat ketekunan dan kesabarannya, akhirnya mendapat sambutan dari keluarga dan teman dekatnya. Profesinya sebagai pedagang sangat mendukung ajakan beliau, sehingga dalam waktu singkat ajakannya menyebar ke luar kampung Kauman bahkan sampai ke luar daerah dan ke luar pulau Jawa. Untuk mengorganisir kegiatan tersebut maka didirikan Persyarikatan Muhammadiyah. Dan kini Muhammadiyah telah ada diseluruh pelosok tanah air.

Disamping memberikan pelajaran/pengetahuannya kepada laki-laki, beliau juga memberi pelajaran kepada kaum Ibu muda dalam forum pengajian yang disebut "Sidratul Muntaha". Pada siang hari pelajaran untuk anak-anak laki-laki dan perempuan. Pada malam hari untuk anak-anak yang telah dewasa.

KH A Dahlan memimpin Muhammadiyah dari tahun 1912 hingga tahun 1922 dimana saat itu masih menggunakan sistem permusyawaratan rapat tahunan. Pada rapat tahun ke 11, Pemimpin Muhammadiyah dipegang oleh KH Ibrahim yang kemudian memegang Muhammadiyah hingga tahun 1934.Rapat Tahunan itu sendiri kemudian berubah menjadi Konggres Tahunan pada tahun 1926 yang di kemudian hari berubah menjadi Muktamar tiga tahunan dan seperti saat ini Menjadi Muktamar 5 tahunan.

Busyeeeeeeeeet Limbad nyalon Wakil BUPATI

 
Semarang - Pesulap asal Tegal, Limbad, bakal mendampingi calon bupati inkumben M. Hery Soelistiawan dalam pilkada Oktober 2013 depan. Pasangan unik ini diusung Partai Hati Nurani Rakyat, yang berkoalisi dengan Partai Golkar dan Partai Kebangkitan Nasional Ulama. 

“Rencananya, Limbad kami sandingkan dengan calon inkumben Pak Hery,” ujar Ketua Partai Hanura Kabupaten Tegal Sahyudin, Selasa, 26 Februari 2013.

Sahyudin menilai koalisi tiga partai itu sudah cukup untuk mencalonkan pasangan Hery dan Limbad. Ketiga partai itu memang menguasai 15 persen kursi DPRD Tegal, sesuai dengan persyaratan minimal pencalonan. 

Munculnya nama Limbad, kata Sahyudin, murni karena pesulap itu cukup populer di Tegal. “Ia juga putra daerah asli Kabupaten Tegal,” kata Sahyudin.

Rabu, 27 Februari 2013, Limbad dan Hery berencana mengambil formulir pendaftaran ke Komisi Pemilihan Umum Daerah Kabupaten Tegal.

Ketua KPUD Kabupaten Tegal Kartono menyatakan pencalonan Limbad sah saja. Sebagai warga Kabupaten Tegal, dia berhak mencalonkan diri dalam pemilihan kepala daerah. “Koalisi partai pengusung Hanura, Golkar, dan PKNU pun memenuhi syarat 15 persen dari 50 kursi dewan,” kata Kartono.

Limbad sendiri sudah mengkonfirmasikan rencananya untuk terjun ke dunia politik. Dia berjanji akan potong rambut jika terpilih jadi Wakil Bupati. Dia juga memastikan tidak akan banyak bicara jika rakyat Tegal memberinya amanah jadi pemimpin di sana.