Rabu, 27 Februari 2013

Zat Besi & Menstruasi


Wanita dengan tanda-tanda sindrom premenstruasi (PMS) seperti merasa perutnya kembung dan tidak nyaman, mudah marah atau tertekan mungkin harus memperhatikan jumlah zat besi dalam asupan makanan mereka. Para peneliti di Universitas Massachusetts di Amherst menemukan bahwa wanita dengan asupan zat besi lebih dari 20 miligram per hari ternyata beresiko 35 persen lebih rendah terdiagnosis PMS dibandingkan dengan mereka yang hanya mengkonsumsi 10 mg per hari.

Untuk mendapatkan jumlah zat besi lebih tinggi, seorang wanita bisa memakan satu cangkir sereal yang diperkaya zat besi yang biasanya mengandung sekitar 24 mg mineral. 

PMS mempengaruhi 8 hingga 15 persen wanita selama masa subur yang ditandai dengan gejala-gejala fisik dan emosional. Seperti nyeri payudara, mengidam makanan, kelelahan dan kemurungan.

Penelitian lain telah menunjukkan bahwa pemilihan asupan makanan mempengaruhi perkembangan PMS atau bisa jadi mengurangi keparahan gejalanya. Misalnya, makanan yang kaya kalsium terbukti dapat menurunkan resiko PMS.

Pada studi ini, peneliti memberikan 3 set kuesioner tentang frekuensi makanan yang dikumpulkan selama 10 tahun dari lebih 3000 wanita Amerika usia 25 hingga 42 tahun. Para peneliti kemudian membandingkan asupan mineral dari makanan serta suplemen selama hampir 1060 wanita yang telah didiagnosis PMS dan 1970 wanita yang memiliki sedikit gejala PMS. Para ilmuwan juga mempertimbangkan faktor lain terkait dengan PMS seperti usia, berat badan, sejarah kehamilan, penggunaan kontrasepsi oral, merokok dan kebiasaan olahraga.

"Kami agak terkejut dengan temuan ini bahwa zat besi punya hubungan," kata Elizabeth Bertone-Johnson, penulis studi juga seorang profesor epidemologi di UMass Amherst. Tapi tidak semua bentuk zat besi sama. Ini terutama besi yang ditemukan dalam makanan dan supemen, besi non-heme yang dapat mengurangi potensi PMS. Besi heme berasal dari sumber hewani seperti daging merah dan unggas tidak memiliki efek yang sama.

Bertone-Johnson menduga bahwa besi non-heme memiliki hubungan yang lebih kuat dengan PMS karena lebih mudah untuk makan makaan yang kaya sumber tanaman dan suplemen. Misalnya, tiga perempat cangkir sereal yang diperkaya memiliki 18 mg besi non-heme. Sementara secangkir kacang memiliki 3 sampai 7 mg.

Sementara 3 ons daging sapi hanya memiliki 2 sampai 3 mg zat besi heme. Oleh karena itu Anda akan perlu makan porsi besar daging sapi untuk memenuhi kebutuhan harian zat besi. Pun, konsumsi daging sapi dalam jumlah yang banyak tidak dianjurkan mengingat kandungan lemak jenuhnya.

Terkait mineral lain, para peneliti tidak menemukan hubungan antara asupan natrium, magnesium atau mangaan terhadap PMS. Lain halnya dengan kalium. Asupan tinggi akan mineral ini beresiko besar terhadap PMS.

Kalium ditemukan dalam makanan seperti ubi jalar, pisang dan jus jeruk yang dapat meningkatkan kemungkinan wanita mengalami PMS. Mineral ini juga dapat meyebabkan gejala-gejala fisik dan emosional lainnya seperti kembung, depresi dan mudah tersinggung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih atas kunjunganya gan ! !