Malang - Ber-setting Gunung Semeru, film 5 Cm menuai kritik pengelola Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). Kepala TNBTS Ayu Dewi Utari mengatakan, ada larangan yang dilanggar dalam syuting pembuatan film besutan Rizal Mantovani tersebut.
Menurut Ayu, dalam film itu digambarkan seolah-olah naik ke Semeru itu tak butuh persiapan yang matang, cukup modal nekat dan semangat. Ini terlihat dari tas ransel yang dibawa para pemain film, yang tidak tampak penuh oleh logistik yang dibutuhkan selama pendakian. "Padahal, untuk mendaki Semeru itu, rata-rata butuh waktu empat sampai lima hari dan tentu harus bawa bekal atau logistik yang sangat cukup," kata Ayu kepada Tempo, Rabu, 20 Februari 2013.
Lebih jauh, Ayu menilai ada larangan yang dilanggar dalam syuting tersebut. Sebenarnya, pendakian ke Semeru hanya dibatasi hingga Pos Kalimati, tidak sampai ke Puncak Mahameru. Alasannya, aktivitas vulkanik di kawah Jonggring Saloka sangat labil dan membahayakan nyawa. Pelarangan ini sesuai dengan rekomendasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. "Tim film 5 Cm menyelundup hingga ke atas. Gara-gara pembuatan film 5 Cm, sekarang kami minta kepada semua tim produksi apa pun untuk bersedia didampingi petugas kami," Ayu menjelaskan.
Kritik lainnya soal adegan pemain nyebur ke dalam Danau Ranukumbolo pada bagian akhir film. "Ini tidak mendidik penonton. Setiap pengunjung dilarang mandi dan berenang di Ranukumbolo agar air tidak tercemar," ujar Ayu.
Kekhawatiran Ayu ini memang beralasan. Sebab, akan semakin banyak orang awam yang meniru adegan ini. Sebelum film 5 Cm tayang saja, sudah banyak orang yang mandi di Ranukumbolo. Saat Tempo berkunjung ke Ranukumbolo pada akhir Juni 2012, terlihat banyak pengunjung yang mandi di sana, bahkan ada yang memakai sabun.
okeeeeeeeeeeee
BalasHapusane baru tw gan..........
BalasHapusTapi filme bagus ko
BalasHapus